Kolaborasi dengan ASPEBINDO, KIP Siap Jadi Pusat Penanganan Batu Bara
Turut andil dalam distribusi energi nasional, PT Krakatau Bandar Samudera sebagai operator Pelabuhan Krakatau Internasional Port (KIP) siap menjadi pusat kegiatan penanganan batu bara di Indonesia Bagian Barat. Hal ini terungkap pada MoU antara KIP dengan Asosiasi Pemasok Energi dan Batu Bara Indonesia (ASPEBINDO) di kantor KIP Cilegon (11/1). Dalam kegiatan ini, KIP dan ASPEBINDO sepaham untuk dapat mengoptimalkan lahan, sarana dan fasilitas yang dimiliki KIP di Cilegon dalam penanganan serta distribusi batu bara di Indonesia Bagian Barat. Hal ini tentu menjadi kabar baik ditengah panasnya isu ketersediaan batu bara di Indonesia saat ini. Penandatanganan MoU ini dilakukan langsung oleh CEO KIP Akbar Djohan, dan Ketua Umum ASPEBINDO Anggawira.
Suplai batu bara di Indonesia yang terkendala dewasa ini, membuat peran seluruh pihak dalam membantu kelancaran energi ini menjadi sangat penting, “KIP sebagai Pelabuhan curah terbesar tentunya memiliki fasilitas yang dapat dimanfaatkan sebagai pusat penanganan batu bara di Indonesia, hal ini sangat menjadi perhatian, sehingga KIP dan ASPEBINDO sepaham untuk pengembangan sektor ini di Selat Sunda,” jelas CEO KIP Akbar Djohan.
Dengan fasilitas yang mumpuni, tentunya KIP dapat membantu dalam memastikan suplai batu bara dapat berjalan dengan baik, sehingga seluruh kebutuhan energi dalam negeri dapat terjamin, “Fasilitas yang kami miliki tentu dapat membantu dalam kepastian suplai batu bara di Indonesia Bagian Barat, karena wilayah ini sangat membutuhkan batu bara, dan kami siap membantu pemerintah dan para pembisnis batu bara yang tergabung dalam ASPEBINDO untuk merealisasikan hal ini, kami sepaham untuk membuat tim agar segera tereksekusi, ” tutup Akbar.
Sementara itu, ASPEBINDO merasa bahwa dalam permasalahan ketahanan energi membuktikan pentingnya kolaborasi seluruh pihak untuk memastikan kecukupan stock batu bara. Ketua ASPEBINDO Anggawira antusias dengan penandatanganan MoU ini dan ingin secepatnya merealisasikan Kerjasama ini, “penandatanganan ini merupakan salah satu strategi kerjasama yang strategis, jika valuasi nya tepat maka akan berkembang dengan pesat, maka dari itu saya setuju dengan adanya kerjasama ini, harapan saya dengan penandatanganan MoU ini bisa segera take action dan terlaksana, bahkan kalo bisa setelah pertemuan kali ini bisa langsung dibentuk tim khusus yang akan menghandle kegiatan ini,” jelas Anggawira.
KIP sendiri memiliki fasilitas yang lengkap dan mendukung untuk melakukan kegiatan bongkar atau muat kargo batu bara dengan kecepatan bongkar 1.200 ton/jam, dilengkapi dengan beberapa fasilitas khusus seperti Stock Pile dengan kapasitas 750.000 ton, Conveyor Belt, Barge Unloader, Ship Loader dan Ship Unloader. Terdapat juga Gudang terbuka seluas lebih dari 250.000 m2 yang telah disediakan oleh KIP untuk menampung barang bongkar atau muat seperti salah satunya batu bara.
Asosiasi Pemasok Energi dan Batu Bara Indonesia (ASPEBINDO) merupakan organisasi non pemerintah, yang melakukan usaha dalam menunjang dan membantu anggota usaha yang bergerak dalam bidang Energi dan Batu Bara, ASPEBINDO dibangun oleh pemasok batu bara yang mayoritas memasok ke PLN. Dari MoU ini KIP dan ASPEBINDO akan melakukan kajian lanjutan dalam bidang teknis, komersial, finansial, hukum, sosial, pola Kerjasama, lingkungan dan risiko.